Strategi dakwah syekh Ahmad Rifa'i

Pesantren Kaliwungu, Kendal adalah sebuah tempat pemondokan para santri dari berbagai daerah yang belajar mengaji kitab Salaf kepada Kiai Asyari. Di pesantren ini KH. Ahmad Rifai dibesarkan dan memperoleh pendidikan dari Kiai Asyari tersebut. Setelah tumbuh menjadi pemuda dan dianggap cukup pengetahuan ilmu agamanya, KH. Ahmad Rifai terjun ke dunia dakwah di Kendal dan Wonosobo, bahkan sampai ke Pekalongan. Di Kendal, ia mendirikan pengajian dan menghimpun para santri yang datang dari berbagai daerah, sehingga menjadi kelompok pengajian yang besar. Keberhasilan KH. Ahmad Rifai ni karena dakwah dan pengajiannya sangat menarik. Seluruh kegiatannya diketahui oleh pemerintah kolonial setempat. KH. Ahmad Rifai telah berhasil menggalang kekuatan yang belum pernah dimiliki kiai-kiai lainnya, sehingga pada saat ia diasingkan dan menetap di Kalisalak, KH. Ahmad Rifai sudah mempunyai jaringan luas untuk mengembangkan ajarannya. Strategi dakwah yang dikembangkan KH. Ahmad Rifai adalah sebagai berikut: 1. Menghimpun anak-anak muda untuk dipersiapkan kelak menjadi kader-kader dakwah, karena pemuda adalah harapan keluarga dan masyarakat. Di tangan pemudalah urusan agama dan hidupnya umat. 2. Menghimpun kaum laki-laki dan perempuan dari kalangan petani, pedagang, dan pegawai pemerintah, dimaksudkan untuk memperkokoh strategi dakwahnya. 3. Mengunjungi sanak famili terdekat diajak bicara tentang kondisi agama, politik, dan sosial yang dimainkan oleh pemerintah kolonialisme Belanda dengan membuktikan fakta-fakta yang ada. 4. Para santri dan murid dianjurkan kawin silang antar murid atau murid dengan anak guru, antar desa dan antar daerah, diharapkan agar terjalin hubungan yang baik. 5. Pada hari-hari tertentu mengadakan kegiatan خُرُوْج berkunjung ke tempat lain yang masih rendah materi agamanya. 6. Menghimpun para santri dan murid dari berbagai daerah kemudian diterjunkan ke daerah untuk menyampaikan dakwah ke tengah masyarakat. 7. Memperbarui arah kiblat shalat di masjid-masjid. 8. Menterjemahkan kitab-kitab berbahasa Arab ke dalam bahasa Jawa yang mudah dipahami dan diamalkan dengan model karangannya sendiri. 9. Menciptakan kesenian terbang (rebana) disertai dengan lagu-lagu, syair-syair atau nadzam-nadzam yang diambil dari kitab karangannya sendiri, sehingga terbangan itu disebut Jawan. Setrategi dakwah yang diterapkan oleh KH. Ahmad Rifai dalam mengembangkan ajarannya merupakan sebuah terobosan yang tepat sehingga masyarakat memihak kepada KH. Ahmad Rifai. Jerih payah perjuangan, membela dan mempertahankan kepentingan bangsa/negara melalui karya-karyanya berbahasa Jawa dapat kita rasakan hasilnya, yakni kita dapat mudah memahami dan melaksanakan syariat Islam dengan benar.

Comments

Popular posts from this blog

Mengenal BARANUSA

Murid-murid KH Ahmad Rifa'i Generasi Pertama.

Nasab dan keturunan syekh Hasan Busyro