Posts

Showing posts from August, 2017

Kitab takhyirah Syekh Ahmad Rifa'i

KITAB TAHYIIRON Tanbihun ikilah kitab takhyiroh mukhtashor namane Tarjumah ngilmu syariat Nyataaken ing kalimah syahadad roro lan sah iman Saking Haji Ahmad Rifa’i ibni Marhum Mazhabe syafii Ahli suni thoriqote Bismillahirrohmanirrohim Amiwiti hombo ing kitab iki tarjumah, kelawan nebut asma Allah Kang murah nang dun-ya, kang asih ing wong mukmin teko akhirat Pinaringan sawargo anom urip langgeng nikmat kamulyan Alhamdu lillahi alladzi hadana lihadza wa ma kunna linahtadiya Laula an hadana Allah – utawi sekehe puji iku kagungane Allah Kang nuduhaken ing kawulo sedayane, kerono anuduhaken ing sahe Iman lan sahhe ngibadat , lan ora nono kita sedoyo kerono anuduhaken Ing wong liyane lamon oraho yen anuduhaken Allah ing kawulo sedayane Wassholatu was salamu ’ala rosulihi Muhammad wa ’ala alihi wasuhubihi ajma’in Utawi rohmate Allah lan salame Allah mugi wuwuh atas utusane Allah Nabi Muhammad lan atas kawulo wargane lan shohabate sekabehe. Amma ba’du, anapon sawuse muji ing Allah la

Kyai haji Asy'ari Kaliwungu dan Kyai haji Ahmad Rifa'i (adik ipar)

KH ASY'ARI KALIWUNGU KH. Asy’ari (Kyai Guru Kaliwungu) Makam KH. Asy’ari di Jabal Nur Kaliwungu – Kendal Kyai Asy’ari merupakan ulama besar yang kharismatik pada dekade tahun 1781-an di daerah Kaliwungu khususnya dan Kendal pada umumnya. Kepopuleran Kyai Asy’ari disebabkan metode dakwah yang unik, menarikdan kontroversial. Kemampuannya mengajak masyarakat yang mulanya primitif dan awam terhadap masalah keagamaan, terutama ajaran Islam, menjadi masyarakat yang agamis dan religius. Kepribadian beliau yang sederhana dan kharismatik sangat disegani oleh masyarakat, sehingga namanya selalu dikenang hingga sekarang. Perjuangan dakwahnya sudah semestinya diteladani, diteruskan dan ditumbuhkembangkan. Dilahirkan di Wanantara Yogyakarta, kira-kira pada tahun 1746 dengan nama yang cukup singkat, yaitu Asy’ari bin Ismail bin H. Abdurrahman bin Ibrahim. Dari garis silsilahnya, menurut salah satu sumber, Kyai Asy’ari masih termasuk keluarga Sayyidina Ali, dan dengan Nabi Muhammad SAW berte

Kyai ku Pejuang

Image
Kyaiku pejuang "Sudah 72 tahun Indonesia merdeka. Banyak sekali kita dengarkan cerita cerita para pejuang, yang rela jiwa raganya di pertaruhkan demi agama, bangsa dan negara." Celoteh seorang kakek kepada cucunya. "Kek, tadi ibu guru menerangkan tentang para pejuang Indonesia. Kata Bu guru, dulu para pahlawan Indonesia angkat senjata, sehingga penuh dengan lautan darah kek." jawab seorang cucu sebut saja namanya Paimin. "Para guru sekarang minim akan pengetahuan para pahlawan Nasional Republik Indonesia." Kata kakek dengan muka sedih sambil beranjakan minum kopi yang dibuatkan oleh Paimin. "Loh masa kek?" Tanya Paimin dengan penasaran. "Dulu pada paro abad ke 19, ada seorang kyai yang berjuang melawan Belanda. Pada tahun 2014 dianugerahi gelar sebagai pahlawan Nasional. Beliau merupakan sosok waliyullah,guru,pejuang, sastrawan, ulama' yang sangat membenci cara Belanda menjajah Indonesia." Jawab kakek sambil menyalakan rokok di